Kata [ Menurut ]

Don't Speak

Di suatu pagi saya meniatkan diri untuk menghadiri seminar penelitian kawan satu angkatan. Seminar berjalan dengan lancar dan tak ada hal aneh yang menyertainya. Namun, satu waktu ada momen dimana sebuah kata menarik perhatian saya. Kata itu adalah “menurut” yang biasa digunakan untuk mewakili sebuah opini.

Dalam pembicaraan yang melibatkan interaksi antar manusia setiap harinya. Bukankah apa-apa yang kita katakan didominasi oleh diri sendiri.  Sekalipun tidak ada kata “menurut” dalam sebuah pembicaraan namun tetaplah semua yang kita katakan itu berasal dari diri sendiri. Kita yang mengucapkan maka sudah semestinya kita pula yang seharusnya menyadari akan nilai didalamnya. Sebuah nilai yang wajib ada yaitu kebenaran. Kebenaran merupakan suatu niali yang patut untuk diperjuangkan.

Begitu pula dalam ranah akademik layaknya kampus. Pengunaan kata “menurut” tidak bisa digunakan dengan sembarangan. Digunakan sesuai aturan pun kadang masih disalahkan. Kata “menurut” sebaiknya disertai dengan data-data yang sudah teruji beberapa kali. Data-data yang tidak diragukan lagi akan ke-asli-annya. Kalaupun tidak disertai data setidaknya tidak mengada-ada dan tak bisa digapai oleh logika.

Kata tak pernah salah namun bisa disalahgunakan. Semua manusia bisa berkata selama mulut bisa mengucapkannya. Namun selektif dalam berkata “menurut” saya itu baik adanya.

Tinggalkan komentar

Filed under Catatan

Tinggalkan komentar